SELAMAT DATANG.


Ingin ikut menulis diblog ini, sertakan alamat email Anda.
Artikel Anda akan diupload di blog ini.
Terima Kasih telah berkunjung.

(Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."
(Bukhari - Muslim)
"


Selasa, 31 Januari 2012

Kisah Nabi Yusuf

Nabi Yusuf as menurut riwayat adalah Nabi yang memiliki daya pikat dan tampan. Sehingga banyak gadis-gadis yang terpikat dengannya termasuk istri raja saat itu Zulaikha. Berikut Kisah Nabi Yusuf as selengkapnya.

Check it out.

Yusuf bin Yaqub merupakan salah satu dari 12 putra Nabi Yaqub as dan merupakan cucu dari Nabi Ishaq as, serta cicit dari Nabi Ibrahim as.

Pengutusan Nabi Yusuf
Dia adalah salah satu rasul yang tidak termasuk dalam kelompok Ulul Azmi. Rasulullah memuji beliau dalam sabdanya,  
"Dia adalah orang yang mulia, anak orang mulia, cucu orang mulia, dan cicit orang yang mulia: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim," (HR. al-Bukhari).

Nabi Yusuf as dilahirkan di negeri Kan'an. Dia memiliki seorang saudara kandung yang bernama Bunyamin dan sepuluh saudara seayah. Ibunda Nabi Yusuf as dan Bunyamin lebih dahulu meninggal, sehingga sang ayah sangat mencintai mereka berdua. Perhatian yang dicurahkan Nabi Ya'qub as kepada keduanya menimbulkan sara iri di hati saudara-saudaranya yang lain. Mereka lantas merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Nabi Yusuf as seperti yang tertera dalam al-Qur'an, "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepada kalian, dan setelah itu kalian menjadi orang yang baik," (QS. Yusuf [12]: 9).

Saudara-saudara Nabi Yusuf lalu meminta izin kepada sang ayah agar dia diizinkan ikut bersama mereka bermain di luar kota. Di sanalah Nabi Yusuf as dilempar ke dalam sebuah sumur tua. Hal ini terekam dalam firman Allah,  
"Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Dan Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Dan kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan," (QS. Yusuf [12]: 17-19).

Nabi Ya'qub merasa terpukul atas kejadian itu hingga kedua matanya memutih akibat kesedihan yang mendalam.

Sementara itu, kafilah yang menemukan Nabi Yusuf as membawanya ke negeri Mesir lalu menjualnya di pasar budak. Pembesar Mesir kemudian membelinya dan memberikan Nabi Yusuf as kepada istrinya yang belum memiliki anak. Setelah beliau dewasa, Allah memberikannya ilmu dan hikmah di negeri Mesir. Beliaupun menjadi terkenal dengan kepiawaiannya menakwilkan mimpi dan menjaga kehormatan diri dari rayuan tuannya.

Pada satu waktu, Nabi Ya'qub as mengutus anak-anaknya, kecuali Bunyamin untuk membeli hasil bumi kepada seorang menteri Mesir, yaitu Yusuf. Nabi Yusuf meminta mereka agar membawa Bunyamin pada kedatangan berikutnya. Mereka pun datang ke Mesir untuk yang kedua kalinya bersama Bunyamin, dan Yusuf telah mengenalinya secara diam-diam. Beliau lantas memerintahkan para pembantunya untuk meletakkan sukatan di dalam karung Bunyamin. Bunyamin pun ditahan. Saudara-saudara yang berusaha membebaskannya namun sia-sia belaka.

Akhirnya mereka pulang tanpa Bunyamin. Nabi Ya'qub as semakin sedih dengan hilangnya dua putra beliau. Untuk ketiga kalinya, Nabi Ya'qub as memerintahkan mereka berangkat ke Mesir guna membebaskan Bunyamin. Saat mereka bertemu, Nabi Yusuf memberitahu mereka keadaan yang sebenarnya, sebagaimana yang tertera dalam firman Allah,  
"Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami" (QS. Yusuf [12]: 90).

Saudara-saudara Nabi Yusuf merasa amat bersalah dan berdosa, tetapi Nabi Yusuf memaafkan mereka. Selain itu, dia memberikan bajunya agar diserahkan kepada sang ayah. Baju ini sebagai tanda bahwa dia masih hidup. Setelah mereka bertemu sang ayah, secara bersamaan Nabi Ya'qub telah mencium bau Yusuf, dan membuat penglihatannya kembali normal. Peristiwa ini sesuai dengan firman Allah,  
"Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul kedua orang tuanya dan dia berkata: "Masuklah kalian ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." Dan ia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Yusuf [12]: 99-100).

Penggunaan Dirham
Disebutkan dalam surah Yusuf ayat 20 sebagai berikut,  
"Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf."(QS. Yusuf [12]: 20).

Profesor Bassam Jarrar berkata tentang teks tersebut, "Ayat ini menunjukkan tingkat peradaban masyarakat Mesir saat itu. Mereka sudah menggunakan dirham, mata uang perak yang berfungsi sebagai alat tukar dalam sistem perdagangan. Di sisi lain, kita juga menemukan saudara-saudara Yusuf yang datang dari desa menawarkan barang-barang untuk membeli bahan makanan. Allah berfirman, "Yusuf berkata kepada pelayan-pelayannya, 'Masukkanlah barang-barang (penukar kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka," (QS. Yusuf [12]: 62).

Perhatikan juga firman Allah,  
"Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Wahai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka penuhilah jatah (gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (QS. Yusuf [12]: 88).


Mukjizat Ilmiah dari Surah Yusuf
Prof. Dr. Abdul Majid Bal'abid dari Universitas Wajdah, Maroko, telah melakukan eksperimen praktis untuk memastikan hasil biji-biji gandum yang dibiarkan tetap berada ditangkainya. Biji-biji tersebut tetap dibiarkan selama dua tahun dalam kondisi normal tanpa memerhatikan beragam syarat penyimpangan biji. Sebagian bij-biji gandum yang lain beliau petik dari tangkainya dan dibiarkan dalam kondisi dan jangka waktu yang sama.

Dari sini dia menyimpulkan bahwa biji-biji yang tetap berada di tangkainya tidak mengalami perubahan apapun, baik dari unsur kandungan makanan maupun kemampuannya untuk tumbuh, kecuali kehilangan kandungan air. Hal ini membuatnya lebih kering dan lebih bagus untuk disimpan dan tumbuh. Sebab, keberadaan air mudah untuk membusukkan gandum, terlebih kadar air yang berada dalam biji gandum tersebut mencapai 20,3%. Pada waktu yang sama peneliti juga mengamati biji gandum yang dipetik dari tangkainya. Biji gandum tersebut kehilangan kandungan protein sebanyak 20% setelah disimpan selama setahun. Jika disimpan selama dua tahun, kandungan proteinnya akan berkurang sebanyak 32% dan tidak bisa berkecambah, berkembang, dan berbuah.

Dengan demikian, cara paling baik untuk menjaga hasil tanaman yang bertangkai agar tetap terpelihara, seperti gandum dan padi, yaitu dengan memotong dan menyimpan tangkainya. Inilah salah satu wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Yusuf, dan Allah menguraikan kisahnya secara lengkap di dalam al-Qur'an. Suatu hal yang membuktikan bahwa kitab suci ini tidak mungkin buatan manusia, melainkan kalam Allah, Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Hal tersebut juga membuktikan kenabian dan kerasulan Yusuf bi Ya'qub serta penutup para nabi dan rasul, Muhammad. Hal itu disebutkan karena penduduk Mesir kuno tidak mengenal cara memelihara dan menyimpan beragam hasil tanaman tersebut, kecuali dengan dilepaskan dari tangkainya.
Perintah Allah untuk memelihara benih-benih tersebut tetap berada dalam tangkainya diketahui setelah dilakukan musyawatah dengan Nabi Yusuf. Pada saat ini saja, gandum masih dituai dengan dilepaskan dari tangkainya sehingga risiko kerusakannya sangat besar. Padahal, berbagai penjagaan dan perawatan di lumbung dan gudang penyimpanan tanaman biji telah ditempuh.


Ringkasan Kisah Nabi Yusuf
Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5). Yusuf juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf [12]:8). Saudara-saudara Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang membeli Yusuf adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang mempunyai julukan Al Aziz.

Yusuf didalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria yang sangat tampan. Pernyataan ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya (Yusuf [12]:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya (Yusuf [12]:32). Namun, Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf [12]:33). Yusuf dipenjarakan bersama dua orang tahanan. Di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi (Yusuf [12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Nabi Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Nabi Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.

Beberapa tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman tersebut akhirnya ingat pada Nabi Yusuf, dan ia menanyakan Nabi Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri itu.

Selama tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang mengenal mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin meminta makanan lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu mereka. Mereka akhirnya membawa adik bungsu mereka pada pertemuan berikutnya. Pada adik bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya bahwa ia dipelakukan jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja sama dengan adiknya. Adiknya untuk sementara ditinggal bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena mencuri gelas minum raja. Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya karena merasa kehilangan Yusuf dan saudaranya.

Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf datang lagi kepadanya, Nabi Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada mereka. Saudara-saudara Nabi Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Nabi Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Nabi Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya di masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.

Semoga bermanfaat....

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilaha illa anta astagfiruka wa 'atubuilaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...