Kisah tentang Nabi Khidir atau Khadr/Khader/Al-Khadir tidak terlalu banyak dikisahkan di dalam Al-Qur'an, karena jumlah Nabi itu menurut para ulama ada sebanyak 125.000 Nabi dan 313 Rasul yang diutus oleh Allah Swt kepada kaumnya. Jadi hanya kisah 25 orang Rasul yang dikisahkan di dalam Al-Qur'an yang sudah mewakili kesemua Nabi tersebut.
Berikut kisah singkat Dialog antara Nabi Musa dengan Nabi Khidir dalam Al-Qur'an
Saat ditengah-tengah khutbah Nabi Musa dihadapan Bani Israil, ada salah seorang yang bertanya kepada Nabi Musa,``Musa, siapa orang yang paling pandai di muka bumi ?, ``Aku``, jawab Nabi Musa mantap. Jawaban ini membuat Nabi Musa ditegur Allah .
``Musa
jangan menganggap dirimu sebagai orang yang paling pandai .karena ada
hamba-Ku yang lebih pandai darimu .ia tinggal di antara dua lautan .``
``Ya Allah ,bagaimana caraku supaya bisa bertemu dengannya ?``
``Bawalah seekor ikan ,di mana ikan itu meluncurke laut, di situlah
engkau dapat menemuinya .``
Kisah selanjutnya adalah seperti yang
diabadikan Al-Qur`an ,surah Al-Kahfi ayat 60-82 .
60.
(ingatlah ) ketika musa berkata kepada muridnya : Aku tidak akan
berhenti (berjalan) sebelum sampai nke pertemuan dua lautan ;atau akan
berjalan sampai bertahun –tahun .``
61.
Maka tatkala mereka sampai di pertemuan dua buah laut itu , mereka
lalai akan ikannya , lalu ikan itu melompat mengambil jalanya ke laut
itu .
62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh ,berkatalah Musa kepada
muridnya ,``bawalah kemari makanan kita ;sesungguhnya kita telah merasa
letih karena perjalan kita ini .``
63.
Muridnya menjawab :`` taukah kamu tatkala kita mencari tempat
berlindung di batu tadi maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang
) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya
kecuali aetan dan ikan itu mengmmmbil jalanny ke laut dengan cara yang
aneh sekali``.
64. Musa berkata , ``Itulah (tempat) yang kita cari,`` lalu keduanya kembali , mengikuti jejak semula ,
65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba –hamba kami , yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami ,dan yang telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami .
66
. Musa berkata kepada khidir , ``Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkepadaku ilmu yang benar di antara ilmu- ilmu yang telah di
ajarkan kepadamu ``?
67. Dia menjawab , ``sesungguhnya kamu sekali –kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.’’
68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
69.
Musa berkata ,” Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang
sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan pun .”
70. Dia
berkata , “jika kamu mengikuti ku maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun , sampai aku sendiri menerangkanya
kepadamu “.
71 . Maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu khidir melubanginya .Musa berkata , “mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya ? “ sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
72. Dia (khidir) berkata , “ bukankah aku telah berkata ,”sesungguhnya kamu sekali –kali tidak akan sabar bersabar dengan aku “.
73. Musa berkata ,”janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.
74.
Maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan
seorang anak, Khidir membunuhnya. Musa berkata, “mengapa kamu bunuh jiwa
yang bersih, bukan karena ia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu
telah melakukan sesuatu yang munkar”.
75. Khidir berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
76.
Musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah
(kali) ini, janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya
kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”.
77.
maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk
suatu negeri, mereka minta dijamu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau
menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan negeri itu dinding rumah
yang hamper roboh, Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata, “Jika
mau, kamu bisa mengambil upah untuk itu.”
78.
khidir berkata, “inilah perpisahan antara aku denganmu. Aku akan
memberitahumu tujuan dari perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya.”
79.
adapun bahtera itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di
laut, dan aku merusak bahtera itu karena dihadapan mereka ada raja yang
merampas setiap bahtera.
80.
Dan adapun anak itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan
kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada
kesesatan dan kekafiran.
81.
dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti lain yang lebih
baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya
(kepada ibu bapaknya).
82.
Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota
itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang
ayahnya adalah seorang yang saleh maka Tuhanmu menghendaki agar mereka
sampai kepada kedewasaanya dan mengeluarkan simpananya itu, sebagai
rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukanya itu menurut kemauanku
sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak
dapat sabar terhadapnya.
Nabi
Khidir a.s dikenal diseluruh wilayah Islam. Beliau merupakan
personifikasi sebuah fungsi intelek metafisis, “ruh (semangat)
kenabian”, sebuah proyeksi kepada pusat wujud. Dalam hal ini, Ibrahim
bin Adham berkata, “dalam sebuah hutan belantara aku hidup selama empat
tahun. Tuhan memberiku makanan tanpa harus bekerja keras. Khidir adalah
sahabatku selama dalam waktu tersebut. Beliau mengajariku nama-nama
agung Tuhan.”
Hikmah :
nabi Khidir memberi pelajaran yang berharga bukan hanya kepada Nabi Musa, tetapi kita semua bahwa tidak ada yang boleh mengklaim sebagai orang yang paling berilmu dan seorang murid yang baik haruslah memiliki sifat sabar ketika menimba ilmu dari gurunya. Kisah ini juga memerikan kita pelajaran untuk jangan letih dalam menimba ilmu agama.
Demikian semoga bermanfaat.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilaha illa anta, astagfiruka wa atubu ilaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar