SELAMAT DATANG.


Ingin ikut menulis diblog ini, sertakan alamat email Anda.
Artikel Anda akan diupload di blog ini.
Terima Kasih telah berkunjung.

(Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."
(Bukhari - Muslim)
"


Senin, 12 Maret 2012

Cerita Nabi Daud

Nabi Daud (pen: julukan lain Dawud, David, Dawit), hidup selama kurang lebih 100 tahun yang diutus untuk kaum Bani Israel. Nabi Daud adalah Nabi sekaligus raja dalam kerajaan Israel (Bani ISrael). Nabi Daud adalah keturunan dari Yahudza bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim al Khalil dan mempunyai keturunan Nabi Sulaiman. Nabi Daud juga nenek moyang dari nabi Zkaria, Nabi Yahya dan Nabi Isa.

Ketika masih muda, Nabi Daud menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestina yang dipimpin Jalut (Goliath). Nabi Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Nabi Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Nabi Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Beliau memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong. Perawakan Nabi Daud tidak terlalu tinggi, bermata biru, berambut tidak lebat, berhati suci dan bersih.

Dia sangat dicintai oleh bani Israil. Allah menganugerahi nabi Daud dengan kerajaan dan kenabian: kebaikan dunia dan akhirat. Kerajaan itu istimewa, begitu juga dengan kenabian. Dan, keduanya disatukan pada diri Daud. Allah berfirman, "Sungguh, telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya," (QS. Saba' [34]: 10).

Allah memberikannya suara yang merdu: suara yang tidak diberikan kepada siapa pun selain dia. Sehingga, ketika dia sedang melantunkan Zabur, burung-burung turut berhenti di udara untuk mengagungkan Allah. Begitu juga dengan gunung, ia menjawab dan ikut bertasbih bersamanya pada pagi dan sore hari. Allah juga memberinya kemampuan untuk memutuskan perkara dengan adil diantara manusia. Dia mampu menengahi dan menyelesaikan pertengkaran dan perselisihan yang terjadi pada masyarakatnya. Hal itu membuat bani Israil lebih menghormati, menghargai, dan memuliakannya.
Nabi Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang kemudian diselesaikan oleh anaknya Nabi Sulaiman, yang sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Nabi Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis/Maqdis (Yerusalem).
 

Kisah Nabi Daud

Setelah wafat Nabi Yusya' bin Nun wafat, krisis dan kekacauan kian parah melanda bani Israel di Palestina. Banyak di antara mereka berpaling dari agama Yahudi kepada penyembahan berhala (paganisme) yang telah menjalar di kalangan masyarakat Kan'an. Karena itu, sekelompok pimpinan setempat bangkit memerangi keyakinan sesat tersebut. Mereka adalah para hakim yang bebreapa periode sejarah Yahudi dinamakan dengan nama mereka.

Pada pertengahan era itu, bangsa Palestina menyerang bani Israil untuk merampas Tabut, kitab perjanjian. Hal ini juga dilakukan oleh bangsa Madyan, Ammonoid, Moabite, dan Aram (Aramic) dan dipicu oleh konflik internal berupa perpecahan yang terjadi di kalangan bani Israil.

Kekacauan tersebut berlangsung sampai datangnya Nabi Samuel, nabi kaum Yahudi pada abad 11 SM. Dialah yang telah berhasil mengumpulkan perwakilan berbagai suku dari utara dan selatan dalam satu majelis. Selain itu, dia juga mencalonkan Thalut sebagai raja dari seluruh bani Israil hingga mereka membaiatnya di Jaljal, (lihat Kisah Nabi Musa). Allah berfirman, "Nabi mereka mengatakan kepada mereka, 'Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.' Mereka menjawab, 'Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?, Nabi (mereka) berkata,' Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkas,' Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui," (QS. Al-Baqarah [2]: 247).

Raja Thalut kemudian meminta bantuan kepada orang yang kuat dan ahli berperang dari keturunan Yahudza yaitu Nabi Daud. Dia adalah laki-laki yang rajin beribadah dan berserah diri kepada Allah. Allah menjadikan gunung-gunung ikut bertasbih bersamanya pagi dan petang. Allah juga menganugerahinya suara yang indah dan merdu. Dengan suara merdunya itu, dia melantunkan kitab Zabur yang Allah turunkan kepadanya.

Popularitas dan nama baik Nabi Daud pun semakin meningkat ketika terjadi perang antara pasukan Thalut dan Jalut, raja bangsa Kan'an di daerah Yabus, sebagaimana dikisahkan dalam firman Allah, "Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Nabi Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. " (QS. Al-Baqarah [2]: 250-251).

Ketika Thalut melihat keberanian dan ketangkasan Nabi Daud, Thalut lantas mendekati dan menikahkan Daud dengan putrinya. Namun, setalah merasakan bahwa masyarakatnya cenderung mengikuti Nabi Daud, Thalut mencoba untuk berkhianat, tetapi gagal. Thalut kemudian menyesali perbuatan buruknya tersebut dengan bertaubat dan meninggalkan kerajaan hingga kematian menjemputnya. Itu terjadi saat bangsa Ibrani berkumpul di sekitar Nabi Daud. Allah berfirman, "Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara," (QS. Shad [38]:20).

Nabi Daud kemudian mulai berjuang menegakkan dan menyebarkan agama Allah di bumi Palestina di antara bangsa Kan'an dan bani Israil. Setelah berhasil menguasai kota al-Quds dan mengingat kembali Tabut (Kitab Perjanjian), negeri itu menjadi kerajaan yang kuat. Pemerintahannya menjadi semakin kuat saat dia berhasil menguasai dan menyatukan kota-kota bangsa Kan'an ke dalam kekuasaannya.

Nabi Daud terus memperluas kekuasaannya hingga berhasil menaklukkan daerah Mu'ab, Edom, dan bagian timur Jordania. Setelah itu, dia menuju kota Aram dan terus ke arah Damaskus serta menaklukkannya sampai ke wilayah Hama.
 

Tafsir QS. Shad [38]:20

Allah berfirman, "Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (QS. Shad [38]: 20).

Mengenai ayat tersebut, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah menganugerahi Nabi Daud dengan kerajaan yang sempurna dari segala kebutuhan kerajaaan. Ibnu Abu Najh meriwayatkan dari Mujahid bahwa Nabi Daud adalah penduduk dunia yang memiliki kekuasaan paling kuat. As-Suddi berkata, "Kerajaannya setiap hari dijaga oleh 4000 pasukan."

Sebagian ulama salaf berpendapat, "Telah sampai kepadaku barita bahwa kerajaan Nabi Daud setiap malam dijaga oleh 33 ribu pasukan." Tidak ada kenabian yang dijaga sedemikian rupa setelahnya.

Ulama lain berpendapat, "Kerajaan Nabi Daud dijaga oleh 40 ribu pasukan yang dilengkapi senjata". Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim menyebutkan dari riwayat Ulba' bin Ahmar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa ada dua orang dari bani Israil datang menemui Nabi Daud. Salah satunya melapor kepada Nabi Daud bahwa sapinya telah dirampas orang disebelahnya, sedangkan orang yang digugat menyangkalnya. Si penggugatpun tidak memiliki bukti. Nabi Daud kemudian menganugerahkan perkara mereka. Pada saat tidur malam, di dalam mimpinya dia diperintahkan untuk membunuh orang yang menggugat. Ketika siang datang, Nabi Daud memerintahkan untuk membunuh si penggugat.

Si penggugat pun berkata, "Wahai Nabi Allah, kenapa engkau justru akan membunuhku padahal orang lain telah merampas sapiku?"

Nabi Daud menjawab, "Sungguh, Allah memerintahku untuk membunuhmu dan aku pasti akan membunuhmu." Penggugat tersebut berkata, "Demi Allah, wahai Nabi, Allah tidak memerintahkanmu untuk membunuhku karena perkara ini; aku berkata jujur bahwa sapiku telah dirampasnya. Akan tetapi, perintah Allah untuk membunuhku itu karena aku telah membunuh ayahnya tanpa sepengetahuan seorang pun." Nabi Daud lalu memerintahkan untuk membunuhnya. Ibnu Abbas melanjutkan bahwa setelah kejadian itu kedudukan Nabi Daud semakin kukuh dikalangan bani Israil. (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-'Azhim, jilid IV, hlm. 33).
 

Penaklukan Kota Yabus (Yerusalem)

Pada awalnya, Yabus (Yerusalem) adalah pusat pemerintahan suku Yabus, salah satu keturunan bangsa Kan'an. Bani Israil mengalami kesulitan untuk menaklukkannya. Mereka kemudian memohon kepada Nabi mereka agar mengutus seorang panglima sehingga mereka dapat berperang di bawah komandonya. Dan, Nabi Daudlah yang mampu menduduki dan menaklukkannya, sebagaimana firman Allah, "Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (QS. Al-Baqarah [2]: 251).

Nabi Daud menetap di ibu kota kerajaannya, Yerusalem dan setelah itu dia mulai menaklukkan berbagai suku serta kota yang berada di sekeliling ibu kotanya.
 

Asal Kota Yabus (Yerusalem)

Kota al-Quds dinamakan Yabus karena dinisbahkan kepada suku Yabus. Mereka adalah salah satu keturunan bangsa Kan'an : Salah satu putra Kan'an. Kota ini juga disebut dengan nama bahasa Kan'an, yaitu Ur Salem (Yerusalem) yang berarti kota keselamatan. Nama Yabus tetap menjadi symbol kota ini hingga dikuasai oleh Nabi Daud. Nama al-Quds telah dikenal sebagai kota tersebut sejak awal berdirinya berbagai tempat ibadah. Sementara itu, kota ini dinamakan Baitul Maqdis dimulai sejak pertama kami Islam berkuasa. Oleh karena itu, kota al-Quds dinamakan Yerusalem karena pada dasarnya dari nama Ur Salem, bahasa Arami. 



Demikianlah semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...