SELAMAT DATANG.


Ingin ikut menulis diblog ini, sertakan alamat email Anda.
Artikel Anda akan diupload di blog ini.
Terima Kasih telah berkunjung.

(Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."
(Bukhari - Muslim)
"


Rabu, 08 Februari 2012

Kisah Nabi Syu'aib

 Nabi Syu'aib hidup kurang lebih selama 110 tahun. Berikut kisah selengkapnya :
Dakwah Nabi Syu'aib
Syu'aib (Shuayb, Shuaib, Shuaib, Syuaib) artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran"

Allah mengutus Nabi Syu'aib kepada penduduk Madyan yang berada di bagian barat laut Hijaz, tepatnya di daerah al-Bada'. Allah berfirman,  
"Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, Tidak ada ilah (sembahan) bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
"Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakuti-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-A'raf [7]: 85-86).

Penduduk Madyan adalah orang-orang pandai berdagang dan bertani. Hanya saja mereka sering menipu dan licik dalam berinteraksi terhadap sesama. Jika membeli barang milik orang lain, mereka minta agat takaran atau timbangannya dilebihkan dari ukuran hak mereka. Sebaliknya, jika menjual, mereka akan berlaku curang dan mengurangi timbangan atau takaran yang menjadi hak orang lain.
Nabi Syu'aib melarang mereka melakukan perbuatan tersebut dan mengingatkan akibat dari perbuatan tercela itu. Namun, mereka tidak mengindahkannya sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an,  
"Wahai nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki?. Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai." (QS. Hud [11]: 87).

Penduduk Madyan telah menempuh jalan sesat, menyekutukan Allah, mengancam Nabi Syu'aib dan orang-orang yang beriman dengan siksaan serta pengusiran. Hal ini sebagaimana terekam dalam al-Qur'an, "Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Sy'uaib "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari negeri kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syuaib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?" (QS. Al-A'raf [7]: 88).

Kemudian berlakulah Sunatullah terhadap orang-orang yang zhalim setelah mereka tetap dalam kebatilannya dan berada pada jalan yang sesat. Allah berfirman,  
"Pemuka-pemuka dari kaumnya (Syu'aib) yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kalian mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi'.Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi. Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?" (QS. Al-A'raf [7]: 90-93).

Lalu Allah mengutus Nabi Syu'aib kepada Ashabul Aikah (Penduduk Aikah) di daerah Tabuk. Demikianlah menurut riwayat sejarawan yang paling kuat. Allah berfirman, "Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; ketika Syuaib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku," (QS. Asy-Syu'ara [26]: 176-179).

Kata al-Aikah bermakna semak belukar yang melilit pepohonan. Bentuk jamaknya adalah Aik. Mereka pun mulai menyembah Aikah tersebut dan tidak menyembah Allah. Disamping itu, mereka juga selalu berbuat curang dalam timbangan dan takaran. Nabi Syu'aib selalu mengingatkan mereka tentang akibat dari perbuatan tersebut, tetapi mereka selalu menentangnya. Kisah ini terekam dalam firman Allah,  
"Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Syu'aib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan".Kemudian mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang besar. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Rabbmu Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang ," (QS. Asy-Syu'ara [26]: 185-191).


Ringkasan Kisah Syu'aib
Nabi Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinai kepada kaum Madyan dan Aikah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran. Mereka menyembah berhala bernama Aikah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan.

Nabi Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun kaumnya menghiraukannya. Nabi Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shaleh, dan Nabi Luth yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan. Akhirnya, Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana.

Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Nabi Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedarah dengan mereka. Hal ini memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi kaumnya sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan pesulap ulung.

Allah menimpakan azab melalui beberapa tahap. Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kota Mahis dalam area yang disebut Wadi Syu'aib. Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower Galilee.

Demikianlah kisah Nabi Syu'aib yang dikutip dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...